2015.
Tahun mengawali my gorgeous glam (tagline kesayangan).
Oke. Ini adalah my 1st journey saya menyiapkan impian dan
cita-cita saya sejak masih bocah ingusan.
Januari 2015.
Isi otak beneran blank dan hanya banyak berdoa dan ikhtiar
dengan cara baca-baca blog. Boro-boro liat majalah, nanya minta wejangan ke
sana maupun sini juga nga. (maklum rada introvert) pengennya dipikir
sendiri dulu, kalo udah (at least) setengah jreng baru 'gong'.
Seperti biasa,
weekdays ngantor, weekend pulang ke kota parahyangan tercinta. Dan setibanya di
Bandung, bertemulah saya dengan sebuah papan baligho super buesar yang
terpampang kece di sisi jalan toll Pasteur bertuliskan: Traditional wedding Exhibition.
Eh nah loh... Kudu dateng, wajib dateng. Dicatatlah itu tanggal gede-gede di
Reminder HP.
Dengan berbekal
semangat tanpa ada arahan siapapun kecuali hati kecuali yang udah ngebet
married .. Huwahahaha.. Pulanglah saya sehari sebelum tgl 18. Dengan rencana ala
kadarnya, saya ajaklah sang Pangeran tampan kesayangan (read: my future husband) untuk
menemani ke acara yang di dilaksanakan di Pusdai. Dengan dibonceng bahlul motor
kesayangannya itu... Kita kesana dan sudah kesorean. Sesak, padat,
empet-empetan, kerjaan disana ngambil brosur mulu, sok nanya paket ini itu
especially mengunjungi booth
catering yang lumayan oke
(Destiny, van Hengel, pola, soewardono bersaudara). Diembatlah semua brosur
sebagai bekal kami berdua.
Keesokan hari, di hari minggu pagi yang cerah tanpa Papa di rumah. Dibuka-lah my Viper (nama laptop kesayangan). Mulai dirancang, bikih draft, di persempit pilihan vendor yang dipengen dari hasil kemarin ke pameran wedding (walau mepet). Dan mulailah perjalanan keajaibanku.
Ceritanya beres solat
dzuhur, mulai lah baca blog. Disana tips paling penting nomer 1 adalah CARI
GEDUNG DULU, karena sejarahnya gedung selalu harus di booking dari 1 tahun
sebelumnya #jleb. #alamat susah dapet dan kudu banyak berdoa.
Browsing lah eike dengan sampe
niat bikin akun sendiri di weddingku.com. Eh ketemulah daftar nama tempat untuk
resepsi. Dan dari situ sepertinya perjalanan saya dan perjuangan CARI GEDUNG
dimulai dengan sebuah kisah kasih "insting dan rejeki calon
pengantin". Cieeeee...
Telepon pertama yang
saya hubungi adalah sebuah tempat beraura militer-militeran. Di sudut hati
paling terrrrrr-dalam, saya suka dengan tempat militer-militeran yang
hijau nan asri (teringat masa kecil saat masih ada Mama almarhumah). Saya
telponlah nomer tempat tsb. Info lengkap yang disampaikan oleh seorang ibu-ibu
di ujung telepon, dimana beliau menjelaskan ini-itu, saya catatlah lengkap di
buku sakti kuning milik saya. Setelah itu saya coba melanjutkan telepon ke 4
hingga 6 tempat lainnya.
Dari sinilah berawal
kisah rejeki pertama yang saya dapat: bahwasanya gedung yang pertama kali saya
telpon itulah + gedung yang saya impi2kan (padahal informasi yang saya
catat di buku sakti itu cuma sekedar saya tulis tapi saya lupakan karena
ketilep dengan halaman lain yang saya tulis dengan coretan informasi
lain-lain). Subhanallah yasalam ternyata (coretan yang awalnya dicuekin tsb)
Insya Allah jadi gedung yang FIX kesampean!! #rejekibenerananaksholehahPapa :)
#selfnote:
padahal cuman jarak waktu 3 minggu (dari tanggal ke pameran sampai saya nulis
blog hari ini) itupun nyiapinnya bukan 3 minggu full hitungannya = 21 hari loh
ya, tepatnya cuman menggunakan hari udar-ider pas weekend, tapi selalu
banyak dapat kemudahan. Alhamdulillah.
Dari mulai tanggal 18
januari ke setiap weekend pasti saya pulang. Walaupun belum ada titah dan
mandat omong-omongan perintah dari Papa untuk survey cari ini-itu.
Keesokan weekend
berikutnya pulang lagi untuk survey-survey iseng sana-sini. Tapi memang yang
namanya rejeki pengantin itu ada!
Saat hampir semua
gedung yang dipengen di Bandung sudah full
booked. Cari yang
representatif pun ternyata susah-susah gampang.
Tapiiiiii... Sekali
lagi ya kalo niatnya ibadah karena Allah & untuk menyempurnakan ibadah kita
dengan menikah atas restu Allah, selalu diberi kemudahan.
Buktinya :
1. Itu januari Papa
nyantai banget. Nga nyuruh apa-apa, tapi ini kaki sang putrinya pengen
ngudar-ngider nyiapin. Eh nga taunya selang sekitar 3 mingguan doang jreng
tiba-tiba di hari minggu pagi dengan jadwal pacaran hari itu, tau-taunya Papa
mengeluarkan Tanggal saktinya. Yippie!
2. Nggak buang waktu.
Hari itu saya dan calon suami langsung survey dengan rasa sedikit
plong karena yang awalnya blank mau booking gedung tanggal berapa, taunya
langsung dikasih kepastian tanggal di minggu yang cerah. Itu kalo bukan
kehendak Allah, nga mungkin deh dimudahkan banget jalannya kayak jalan tol.
3. Langsung pergilah
kami ke tempat gedung yang nga pernah kepikiran. Jreng lagi....Alhamdulillah
kosong tanggal. Dapetlah kami tanggal tersebut, dengan lokasi gedung yang tidak
Jauh dan gedungnya cantik, apalagi kami berdua setelah keluar gedung tsb saling
senyum sumringah.
4. Minggu depannya
(minggu ke 2 persiapan) saat saya weekdays sudah diluar kota dan sudah
ngantor, di suatu siang saya membuka buku sakti kesayangan (yang di
dalamnya banyak tulisan ceker ayam saya tentang persiapan pernikahan). Entah
kenapa... Tiba-tiba ini si jari jemari dua ruas ingin membuka halaman-halaman
catatan dari halaman awal. Berpapasanlah saya dengan sebuah lembaran hasil
urek-urekan ceker ayam saya bertuliskan: "telpon
tanggal 18 Jan siang--pilihan gedung#1" (yaa itu: gedung
militer-militeran itu).
Langsung saja saya
ambil HP tercinta, turun ke lobby lantai 1 kantor, dan langsung
menghubungi ibu-ibu c.p gedung tsb.
Setelah bertanya
dengan hati riang gembira menyampaikan tanggal sakti, eh ternyata tanggal yang
di pengen udah di booking pasangan lain. Lemeslah saya seketika -_- (ceritanya
kecewa).
4. Keesokan siang
harinya, saya coba pastikan lagi nelpon c.p gedung militer tsb. Huhuy...ini
rejeki berikutnya calon pengantin (lagi)... Alhamdulillah ternyata si Ibu tsb
salah liat buku catatan dia. Ternyata tanggal yang saya inginkan MASIH KOSONG
sodara-sodara.
Pasangan lain yg
dimaksud si Ibu udah booking itu maksudnya mereka booking untuk weekend berikutnya. Horeee... Happy-lah
saya penuh senyum sumringah dan langsung telepon calon suami untuk laporan ^_^
5. Setelah senang.
Langsung laporanlah saya ke Papa. Ehhh...cobaan calon pengantin. Ternyata Papa
lebih setuju dengan gedung lain yang waktu itu jadi kunjungan kami di minggu
awal. Dengan hati lemas kembali, pasrah lah saya. Ditambah sorenya Papa kirim
email untuk disampaikan ke orangtua my future husband perihal pertimbangan
keuntungan pilihan gedung Papa.
6. Keesokan
pagi, Papa telepon dan bilang bahwa Papa juga mau ke gedung militer-militeran
itu. Papa minta nomer telepon Ibu c.p-nya. Dengan masih ada rasa sedikit kecewa
karena saya yakin Papa milih gedung lain, saya kasihlah nomer Ibu tsb.
Okeh...rejeki capeng
berikutnya: suatu sore di hari yang sama, tau-taunya hati Papa berubah. Dan
mengeluarkan mandat untuk disampaikan segera ke Orangtua my future husband,
kalau: Papa setuju-setuju saja kalau gedung militer-militeran itu jadi pilihan
tempat pernikahan saya dan pasangan. Huwaaaaa... Alhamdulillah. Katanya tinggal
terserah dari orangtua pasangan maunya gedung yang mana diantara 2 pilihan.
Happy-lah saya sore itu se-happy-happy-nya ;)
Padahal 3 mingguan
blank Nol besar tentang: tanggal berapa, gedungnya apa, riasnya yang sreg
dimana. Tapi HANYA DALAM 3
minggu kurang, 3 hal penting
itu jawabannya udah di tangan.
Padahal pas inget
baca blog-blog kisah capeng lain / cerita pengalaman temen sendirii (yang
bela-belain dijabanin jarak dari tunangan mereka ke tanggal nikah sampe 1 taon)
sampe mereka uring-uringan berbulan-bulan, apalagi booking gedung sampe setahun lampau.
Lah ini saya dan
pasangan, yang masih miskin pengalaman, cuman udar-ider, browsing sendiri, nga
pake EO/ WO, ehhh malah cuman butuh waktu 3 minggu udah dapet 'the big three-nya' langkah
pamungkas yang harus disiapkan dengan waktu jauh-jauh hari (apalagi kami jalan
untuk survey pas weekend doang). Hasilnya udah progress bangettt. Alhamdulillah
wa syukurilah :)
Bismillahirahmanirahim... Next step maju jalan lagi.
Semoga diberi kemudahan. Amin.
Read more next post :My 2nd Journey
0 Comments
Hi there, thanks so much for taking the time to comment.
If you have a question, I will respond as soon as I can.
Dont be afraid to shoot me an email! If you have a blog, I will pop on by :)