Postingan sebelumnya : 8th Journey
Ini bukan surat cinta, apalagi surat terbuka.
Ini hanyalah kata-kata dari seorang gadis mungil kesayangan Papa.
Dear Papa sayang,
1 minggu 3 hari lagi, Papa akan menyerahkan semua tanggung jawab Papa mengurus putri Papa ini kepada seorang Pria yang belum tentu bisa se-sempurna Papa dalam merawat, menjaga, mendidik dan bahkan menyayangi saya se-sempurna dan seutuh Papa.
Tapi.... Tanpa Papa banyak bertanya pada ananda, tanpa Papa banyak bicara, Papa bisa melihat sorot bahagia yang. selalu tersirat dari mataku setiap kali aku bertemu Pria itu. Setiap kali Pria itu datang ke rumah Papa dan mengajakku pergi mengenalkanku betapa indah dunia diluaran sana, Papa percayakan keselamatanku padanya.
Dear Papa sayang,
20 tahun lebih 6 bulan, Papa mendidik jagoan-jagoan kecil Papa tanpa sosok istri di samping Papa. Papa kerahkan semua energi, kasih sayang, didikan, bahkan ajaran bersikap santun seorang wanita kepada diri saya.
Tanpa sosok Mama berdiri di tengah keluarga kita, Papa ajarkan aku cara memasak, bercocok tanam, membersihkan rumah, merawat tanaman, mencuci mobil, menyayangi binatang, menghormati tetangga, mengikat silaturahmi dengan sanak-saudara, dan bahkan Papa ajarkan aku cara menjadi Wanita yang baik, Perempuan yang tangguh, dan calon istri yang pintar mengurus rumah.
Papa tidak mempedulikan impian Papa, kebahagiaan Papa. Papa hanya mengatakan 'asalkan anak-anakku bahagia dan jadi orang yang baik dan berhasil' itu sudah membuat Papa bahagia.
Papa buang jauh-jauh kebahagiaan Papa, Papa kesampingkan keinginan dan cita-cita Papa, Papa matikan doa Papa untuk memberi anak-anak seorang Ibu baru, Papa simpan rapih kenangan Mama dalam hati Papa sendiri, demi hanya untuk menjaga aku, gadis kecil nan lugu saat itu, yang hanya tahu bahwa bunga mawar itu berwarna merah, dan matahari itu berwarna kuning, dan dedaunan itu berwarna hijau, sedangkan langit berwarna biru.
Dan sebentar lagi, Papa berikan semua Tanggung jawab Papa kepada pria yang kelak di kemudian hari juga akan menjadi seorang Papa. Semoga Pria tersebut kelak bisa menjadi imam yang membawaku ke surga nanti bersama-sama.amin.
Terimakasih Papa, atas semua didikan, kerasnya, tegasnya pada saya, dan tangisan yang kau sembunyikan dibalik kacamata tua itu. Aku tidak melihat Papa menangis, tapi sorot mata Papa mengatakan..... bahwa Papa saat ini sedih dan bahagia. Bahagia, bahwa tugas besar Papa akan selesai, mengentaskan semua anak-anak kesayangan Papa, anak-anak kecintaan Papa, dan melaksanakan permintaan terakhir Mama.
Terimakasih Pa, hanya Doa dan pelukan bahagia penuh hormat yang bisa Ananda lakukan.
Next story : 10th Journey
0 Comments
Hi there, thanks so much for taking the time to comment.
If you have a question, I will respond as soon as I can.
Dont be afraid to shoot me an email! If you have a blog, I will pop on by :)